Komunikasi dengan hati

Keterampilan Berkomunikasi adalah salah satu kemampuan yang sangat vital pada zaman sekarang ini. Ada banyak urusan yang bisa terselesaikan dengan mudah ketika kita mampu bersikap dengan tepat dan hangat dengan orang yang berperan melancarkan urusan kita. Ada banyak kesempatan yang datang ke arah kita ketika kita mampu membuat orang terkesan dengan diri kita. Ada banyak hal sulit yang menjadi mudah dan dibantu oleh orang lain ketika kita terampil menjalin persahabatan dengan banyak orang.   Itu baru beberapa contoh manfaat dari keterampilan kita berkomunikasi. Dan, sejak jauh-jauh hari hal ini sebenarnya sudah diajarkan oleh Rosulullah; ‘Sebarkanlah salam agar kamu mendapat rahmat”. Salam luas maknanya. Salah satunya adalah persaudaraan dan silaturahmi. Dan sebaik-baik komunikasi adalah yang melibatkan hati.

^Truly Elysa

Aku adalah Langit



Kau adalah seseorang yang berjalan menunduk. Ntah apa yang sedang kau lihat di bumi. Sementara aku adalah LANGIT. Berada di atasmu dan jarang sekali kau jenguk. Padahal, sebisa dan sesering mungkin, aku selalu membentuk awan-awan yang indah untuk kau lihat. Tapi, tetap saja wajahmu tertunduk. Hingga matahari berpamitan lagi kepada hari dan aku kembali menjadi langit GELAP. Malam..

^Truly Elysa

Membaca-menulis

Pernahkah kamu duduk memikirkan benar atau salahkah apa-apa yang sedang kamu lakukan? Dan pernahkah kamu merasa begitu lega ketika engkau disadarkan bahwa yang kamu lakukan itu ternyata adalah hal yang luar biasa? Aku pernah. Hari ini. Aku disadarkan oleh sebuah tulisan yang menjelaskan bahwa membaca-menulis itu adalah aktivitas hidup yang paling intim dan vital.Membaca-menulis adalah 2 keterampilan dasar yang diajarkan kepada kita sewaktu kecil dan ternyata 2 hal tersebut senantiasa mengiringi pertumbuhan manusia. Apabila ditekuni, aktivitas tersebut justru akan mengantarkan seseorang dalam menemukan identitas dan mengenal dirinya sendiri. Setiap orang seharunya menjadikan 2 aktivitas tersebut sebagai sahabatnya, tidak lagi menganggap bahwa membaca-menulis adalah milik kaum tertentu dan tidak semua orang mampu menekuninya. Salah! Salah besar. Aku juga baru disadarkan bahwa membaca-menulis itu selayaknya dijadikan kesibukan utama disamping apapun kesibukan yang sedang dilakoni sekarang. Maka, berbahagialah wahai aku, karena 2 hal tersebut memang menjadi kesukaan pertama dan utamaku saban hari…

^Truly Elysa

Tahu dan Memberi tahu

Tidak semua yang kita TAHU harus DIBERITAHU. Karena ada kalanya  orang lain TAK PERLU TAHU dan ada kalanya juga mereka tidak MAU TAHU. Ketika kita memberi tahu padahal mereka tidak perlu tahu, berarti kita sudah BERLEBIHAN. Sedangkan ketika kita memberi tahu padahal mereka tidak mau tahu, berarti kita sudah melakukan KECEROBOHAN. Oleh sebab itu, sangat perlu bagi kita untuk belajar menempatkan segala sesuatu sesuai tempat dan masanya.
Ada kalanya kita perlu menjadi Gelas Setengah Kosong; Punya sesuatu untuk DIBAGIKAN dan punya ruang untuk menerima PEMBERIAN. Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang selalu bisa DITERIMA keberadaannnya meskipun belum tentu benar-benar DISUKAI.

^Truly Elysa

Ingin Bekerja di Bandara

Aku pernah berkata seperti ini kepada seseorang; “Aku punya keinginan untuk bekerja di Bandara.” Lalu ia bertanya; “Kenapa? Sepertinya itu bukan duniamu deh!”. Aku menarik nafas, kemudian perlahan berkata; “Aku ingin menyaksikan orang DATANG dan PERGI. Aku ingin menjadi melihat bagaimana orang-orang menyambut KEDATANGAN dan melepas KEPERGIAN. Suapay aku lebih bisa MENCINTAI KEHILANGAN dan MENGHARGAI PERTEMUAN.” Ia mengangguk, aku tersenyum. 

^Truly Elysa